PENGETAHUAN UMUM TENTANG GAS H2S
1. DEFINISI, PROSES TERJADINYA, SIFAT DAN KARAKTERISTIK GAS H2S
A. DEFINISI GAS H2S
Gas H2S adalah rumus kimia dari gas Hidrogen Sulfida yang terbentuk dari 2
unsur Hidrogen dan 1 unsur Sulfur. Satuan ukur gas H2S adalah PPM ( part
per milion ). Gas H2S disebut juga gas telur busuk, gas asam, asam belerang
atau uap bau.
B. PROSES TERJADINYA GAS H2S
Gas H2S terbentuk akibat adanya penguraian zat-zat organik oleh bakteri.
Oleh karena itu gas ini dapat ditemukan di dalam operasi pengeboran minyak
/ gas dan panas bumi, lokasi pembuangan limbah industri, peternakan atau
pada lokasi pembuangan sampah.
C. SIFAT DAN KARAKTERISTIK GAS H2S
Gas H2S mempunyai sifat dan karakteristik antara lain :
- Tidak berwarna tetapi mempunyai bau khas seperti telur busuk pada
konsentrasi rendah sehingga sering disebut sebagai gas telur busuk.
- Merupakan jenis gas beracun.
- Dapat terbakar dan meledak pada konsentrasi LEL (Lower Explosive Limit )
4.3% ( 43000 PPM ) sampai UEL ( Upper Explosive Limite ) 46%
( 460000 PPM ) dengan nyala api berwarna biru pada temperature 500 0F
( 260 0C )
- Berat jenis gas H2S lebih berat dari udara sehingga gas H2S akan
cenderung terkumpul di tempat / daerah yang rendah. Berat jenis gas H2S
sekitar 20 % lebih berat dari udara dengan perbandingan berat jenis H2S :
1.2 atm dan berat jenis udara : 1 atm.
- H2S dapat larut (bercampur) dengan air ( daya larut dalam air 437 ml/100
ml air pada 0 0C; 186 ml/100 ml air pada 40 0C ).
- H2S bersifat korosif sehingga dapat mengakibatkan karat pada peralatan
logam.
2. EFEK FISIK GAS H2S TERHADAP MANUSIA
Efek fisik gas H2S terhadap manusia tergantung dari beberapa faktor, diantaranya
adalah :
a. Lamanya seseorang berada di lingkungan paparan H2S.
b. Frekuensi seseorang terpapar.
c. Besarnya konsentrasi H2S.
d. Daya tahan seseorang terhadap paparan
Tingkat konsentrasi H2S dan efek fisik gas H2S]
Tingkat H2S (PPM) Efek pada manusia
0.13 Bau minimal yang masih terasa
4.6 Mudah dideteksi, bau yang sedang
10 Permulaan iritasi mata dan mulai berair
27 Bau yang tidak enak dan tidak dapat ditoleransi lagi.
100 Batuk-batuk, iritasi mata dan indera penciuman sudah tidak berfungsi
200 - 300 Pembengkakan mata dan rasa kekeringan di tenggorokan
500 - 700 Kehilangan kesadaran dan bisa mematikan dalam waktu 30 - 1 jam
Lebih dari 700 Kehilangan kesadaran dengan cepat dan berlanjut kematian
Menurut ACGIH (American Conference Of Govermental Industrial Hygienists) :
- Nilai ambang batas (TLV-TWA / Threshold Limit Value-Time Weighted
Average) H2S adalah 10 PPM, yang didefinisikan sebagai konsentrasi ratarata
yang diperkenankan untuk pemaparan selama 8 jam sehari atau 40
jam seminggu. Pekerja dapat terpapar secara berulang tanpa
menimbulkan gangguan kesehatan pada konsentrasi 10 PPM
(Occupational Exposure Limit for Chemical Substances).
- Sedangkan nilai ambang batas yang merekomendasikan bahwa pekerja
tidak boleh terpapar H2S untuk jangka waktu maksimal 15 menit adalah
bila paparan melebihi 20 PPM atau yang disebut dengan TLV – STEL
(Treshold Limit Value – Short Term Exposure Limit ).
Efek fisik gas H2S pada tingkat rendah dapat menyebabkan terjadinya gejalagejala
sebagai berikut :
- Sakit kepala atau pusing
- Badan terasa lesu
- Hilangnya nafsu makan
- Rasa kering pada hidung, tenggorokan dan dada
- Batuk – batuk
- Kulit terasa perih
3. PROSES DAN KRONOLOGIS TERJADINYA KASUS KERACUNAN GAS H2S
PADA TUBUH MANUSIA.
Pada kondisi normal, seseorang bernafas dengan menghirup udara yang
terkandung oksigen sebagai salah satu bagian udara bebas, selain nitrogen dan
unsur-unsur lainnya. Oksigen sangat dibutuhkan manusia untuk proses oksidasi
di dalam tubuh. Oksigen yang masuk ke dalam paru-paru akan dibawa oleh
darah ke seluruh tubuh termasuk ke otak. Jika seseorang menghirup udara yang
telah tercampur dengan gas H2S maka komposisi oksigen yang masuk kedalam
tubuh akan berkurang, sehingga kinerja otakpun akan terganggu. Tingkat
konsentrasi gas H2S di otak yang semakin tinggi akan mengakibatkan lumpuhnya
saraf pada indera penciuman dan hilangnya fungsi kontrol otak pada paru-paru.
Akibat fatalnya adalah paru-paru akan melemah dan berhenti bekerja, sehingga
seseorang dapat hilang kesadaran dan meninggal dalam ukuran waktu tertentu.
4. METODE MENGURANGI ATAU MENETRALISIR PAPARAN GAS H2S
Metode mengurangi paparan gas H2S pada suatu area dapat dilakukan dengan
meniupkan angin menggunakan kipas angin besar ( bug blower ) sehingga gas
H2S akan terhambur. Kondisi ini mengakibatkan konsentrasi paparan gas H2S
akan berkurang karena area paparan gas H2S akan melebar.
Metode menetralisir gas H2S dapat dilakukan dengan Sulfur Recovery Unit, yaitu
dengan suatu alat yang dapat menguraikan unsur Hidrogen dan Sulfur secara
reaksi kimiawi. Penguraian ini akan menjadikan dua unsur netral atau tidak
beracun. Hasil akhirnya Hidrogen akan dibuang dalam bentuk gas dan Sulfur
ditampung dalam bentuk padat.
SISTEM MONITORING GAS H2S
1. MAKSUD DAN TUJUAN SISTEM MONITORING H2S
Sistem Monitoring H2S adalah sistem yang berfungsi untuk melakukan
pemantauan adanya gas H2S dengan memanfaatkan peralatan-peralatan
detektor H2S.
Sistem Monitoring H2S dilakukan untuk mengetahui adanya paparan gas H2S
pada suatu area tertentu sehingga dapat dilakukan tindakan-tindakan
keselamatan dan kesehatan kerja yang berkaitan dengan bahaya gas H2S
tersebut.
2. DETEKTOR GAS H2S
Detektor gas H2S adalah suatu alat yang mampu mendeteksi adanya gas H2S.
Jenis-jenis peralatan deteksi gas H2S diantaranya adalah :
A. ELEKTRONIC DETECTOR H2S
Peralatan ini berfungsi untuk mendeteksi gas H2S dengan sistem electrik atau
yang sering disebut dengan sensor H2S, yang terdiri dari komponenkomponen
: head sensor, transmiter dan monitor. Pada prakteknya peralatan
ini dapat ditemui dalam bentuk H2S Fixed Sensor dan H2S Personal Detector.
Cara kerjanya adalah jika head sensor mendeteksi adanya gas H2S melalui
reaksi kimia akan berakibat berubahnya nilai resistan, perubahan tersebut
akan dikondisikan menjadi besaran arus atau tegangan pada transmiter untuk
kemudian dapat diketahui nilai konsentrasi gas H2S tersebut.
H2S Personal Detector dilengkapi dengan sistem alarm yang diset pada 10
PPM dan 20 PPM, Peralatan ini bersifat praktis, ringan, mudah dibawa-bawa,
sensitif dan mudah dioperasikan.
B. H2S Tube Detector
H2S Tube Detector merupakan peralatan deteksi gas H2S berupa zat kimia
yang akan bereaksi dengan gas H2S yang dikemas dalam bentuk batang kaca
berskala. Cara penggunaannya adalah dengan menghisap sample gas H2S dan
hasil reaksi akan ditunjukkan dengan perubahan warna yang kemudian dapat
dihitung berdasarkan skala pembacaannya. H2S Tube Detector terdiri dari
H2S MONITORING & SAFETY 5
berbagai macam ukuran / skala, sehingga dapat digunakan untuk mengukur
konsentrasi gas H2S sampai pada tingkat tinggi. H2S Tube Detector hanya
dapat digunakan sekali pakai.
3. FIXED MONITORING SYSTEM H2S
Fixed Monitoring System H2S adalah suatu sistem yang digunakan untuk
memantau paparan gas H2S secara terus menerus pada posisi tetap. Perangkat
tersebut terdiri dari :
A. SENSOR H2S
Sensor H2S adalah suatu perangkat yang berfungsi untuk mendeteksi adanya
gas H2S. Hasil deteksinya berupa arus 4 – 20 mA Sensor H2S yang digunakan
di lokasi South Bungoh # 1 adalah dari produk Drager Polytron TX dan Itrans
dengan kemampuan mendeteksi gas H2S antara 0 sampai dengan 100 PPM.
Untuk menjamin keberadaan Sensor H2S sebagai peralatan yang berhubungan
dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Sensor H2S yang terpasang
memiliki sertifikat resmi dari produsen dan sudah melalui pengujian berkala
( kalibrasi ). Prosedur kalibrasi dilakukan secara rutin minimal setiap 7 bulan
sekali, sedangkan pengujian fungsi ( function test ) dilakukan setiap bulan
dengan menyuntikkan gas H2S sample.
B. DATA AQCUISITION UNIT DAN KOMPUTER
Data Aqcuisition Unit adalah perangkat elektronik yang berfungsi
menghubungkan sensor H2S dengan komputer, sedangkan komputer yang
terdiri dari CPU sebagai pusat kontrol sistem monitoring, layar monitor
sebagai media tampilan hasil monitoring dan printer untuk mencetak hasil
monitoring. Sistem monitoring gas H2S yang digunakan di lokasi South
Bungoh # 1 merupakan sistem berbasis komputer dengan tujuan agar proses
monitoring dapat termonitor akurat dan terkendali secara komputerisasi.
4. SISTEM ALARM
Sistem alarm merupakan perangkat yang berfungsi sebagai tanda peringatan
awal jika terjadi paparan gas H2S. Perangkat ini terdiri dari : lampu kilat ( Strobo
Light ) dan Sirene yang terhubung dengan sistem monitoring. Aktifasi perangkat
alarm tersebut terkendali secara otomatis melalui perangkat komputer yang
didasarkan pada hasil monitoring sensor H2S.
Sistem alarm sebagai peringatan awal terhadap paparan gas H2S di set pada
konsentrasi sebagai berikut :
• 10 PPM ( LOW ALARM )
Jika konsentrasi H2S di udara sama dengan atau lebih dari 10 PPM, lampu
tanda peringatan ( Strobo Light ) akan menyala secara otomatis.
• 20 PPM ( HIGH ALARM)
Jika konsentrasi H2S di udara lebih dari 20 PPM, lampu tanda peringatan dan
sirene akan menyala secara otomatis.
Aktifitas pemboran dan produksi minyak, gas atau panas bumi sangat berpotensi
terjadinya paparan gas H2S yang merupakan salah satu jenis gas beracun yang
sangat berbahaya terhadap tubuh manusia. Berdasarkan kondisi tersebut maka
Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja berkaitan dengan gas H2S sangat
diperlukan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan para personal yang terlibat
di dalam aktifitas tersebut dan masyarakat di sekitarnya. Peraturan tersebut harus
diterapkan dan dijalankan pada setiap aktifitas pemboran dan produksi minyak, gas
dan panas bumi.
1. PAPARAN HYDROGEN SULFIDA ( H2S )
Definisi : suatu kondisi dimana alat penutup khusus pada instalasi produksi dan
atau Pencegah Semburan Liar ( Blow Out Preventer ) gagal bekerja pada suatu
titik batas yang telah ditetapkan dan atau terjadinya kebocoran pipa saluran yang
tidak diharapkan. Pada kondisi tersebut kemungkinan dapat menimbulkan
paparan gas H2S ke udara atmosfer, yang mana pada kondisi ini dapat
membahayakan keselamatan jiwa manusia, sehingga akan segera memerlukan
suatu tindakan & langkah penyelamatan darurat yang terkoordinasi demi
keselamatan jiwa manusia yang mungkin terkena dampak paparan gas H2S
tersebut.
( Emergency Contigency Plan JOB Pertamina PetroChina Est Java, April 7’ 2007)
2. EMERGENCY PROCEDURE SEHUBUNGAN DENGAN PAPARAN GAS H2S
A. PROSEDUR UMUM
Semua personal yang bekerja pada pekerjaan konstruksi, pemboran / servis
sumur dan operasi produksi di area South Bungoh # 1, termasuk setiap tamu
yang datang ke lokasi harus mendapat penjelasan tentang bahaya H2S dan
pelatihan keselamatan terlebih dahulu sebelum memasuki area bekerja.
Semua pekerja harus membaca dan mengerti tentang prosedur keadaan
darurat terhadap bahaya H2S di lokasi area.
H2S Emergency Drill / latihan keadaan darurat dapat dilakukan pada setiap
waktu untuk mempraktekkan keadaan darurat terhadap H2S. Semua personel
harus mengikuti aturan yang sama sebagaimana yang ditetapkan di dalam
prosedur rencana tanggap keadaan darurat terhadap H2S.
Semua personel harus mengetahui saat kondisi di mana H2S Emergency Alarm
aktif dan memastikan bahwa semua personel di area tersebut telah
mengetahui. Hentikan semua operasi alat berat / sarana angkutan dengan
segera matikan mesin. Pengemudi / Operator harus segera menuju ke daerah
aman berlawanan arah angin.
B. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERSONAL DALAM KEADAAN
DARURAT TERHADAP H2S
Emergency Procedure atau prosedur keadaan darurat jika terjadi paparan gas
H2S di suatu lokasi pemboran adalah ketentuan-ketentuan yang berhubungan
dengan tindakan-tindakan yang harus dilakukan oleh personal-personal yang
berkepentingan dan yang tidak berkepentingan pada saat keadaan darurat
karena adanya paparan gas H2S
PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
JIKA TERJADI PAPARAN H2S
1. COMPANY MAN / DRILLING SUPERVISOR
• Gunakan Breathing Apparatus 30 Menit
• Menuju Rig Floor. Ambil alih control tanggung jawab di Rig site
2. H2S ENGINEER
• Gunakan Breathing Apparatus 30 menit, bawa Alat Deteksi H2S Elektronik
& Tube , langsung menuju area indikasi H2S
• Ambil Sample H2S laporkan ke Company Man / Drilling Supervisor
• Periksa semua personnel di safe Briefing Area & siap menolong/mencari
jika ada personnel yang belum berkumpul
• Menuju Rig Floor untuk memantau kondisi sumur
3. DRILLING RIG SUPERINTENDENT
• Gunakan Breathing apparatus 30 Menit & Segera menuju Rig Floor
• Berkoordinasi dengan CoMan / Drilling Supv untuk mengamankan sumur
4. TOOLPUSHER
Jika berada di Rig Floor
• Gunakan Breahing Apparatus 30 Menit membantu Driller , Rig Supt &
CoMan mengamankan sumur
Jika tidak berada di Rig Floor
• Gunakan Breathing Apparatus 30 Menit , segera menuju rig floor untuk
membantu mengamankan sumur
5. DRILLER
Jika berada di Rig Floor
• Gunakan Breathing Apparatus 10 menit sambung ke hose line
• Angkat pahat, matikan mud pump & periksa aliran sumur
• Standby & menunggu instruksi dari CoMan atau Rig Supt
Jika tidak berada di Rig Floor
• Gunakan Breathing apparatus 30 menit dan menuju ke Rig Floor
menunggu instruksi
6. ASSISTANT DRILLER
• Gunakan breathing apparatus 10 menit sambung ke hose line dan standby
menunggu instruksi
7. DERRICKMAN
Jika berada di Rig Floor
• Gunakan breathing apparatus 10 Menit menuju ke shale shaker dan
menunggu instruksi selanjutnya
Jika berada di monkey board
• Gunakan breathing apparatus 10 menit ,menuju ke safe briefing area dan
menunggu instruksi selanjutnya
8. FLOOR CREW
Jika berada di Rig Floor
• Gunakan breathing apparatus 10 menit , koneksi ke hose line pernapasan,
dan membantu penyelamatan sumur jika dibutuhkan
• Jika sumur aman, lepas hose line pernapasan segera menuju Safe Briefing
Area menunggu instruksi selanjutnya
Jika tidak berada di Rig Floor
• Segera menuju Safe Briefing Area & standby menunggu instruksi
• Jangan kembali ke RigFloor kecuali jika diperintahkan
9. MUD ENGINEER
Jika berada di pits
• Gunakan Breathing apparatus 30 menit monitor mud levels,ph,etc
• Standby & menunggu instruksi CoMan atau Rig Supt
Jika tidak berada di pits
• Segera menuju Safe Briefing Area & standby menunggu instruksi
10. MUD LOGGER
• Tinggal di unit untuk memantau gas , kecuali jika diperintahkan sebaiknya
segera menuju Safe Briefing Area
11. RADIO OPERATOR
• Gunakan Breathing Apparatus 30 M , segera bangunkan personnel yang
tidak bertugas untuk segera menuju Safe Briefing Area
• Stand By di Safe Briefing Area dan menunggu instruksi selanjutnya
12. RIG SAFETY OFFICER
• Gunakan Breathing Apparatus 30 Menit & Megaphone Segera menuju Safe
Briefing Area
• Menghitung jumlah personnel yang berda di safe Briefing Area
• Berkoordinasi dengan Elnusa H2S Engineer
• Stand By di Safe Briefing Area & menunggu instruksi selanjutnya
13. RIG MEDIC
• Ambil First Aid Kit & Portable Resuscitator dan segera menuju Safe Briefing
Area
ORANG YANG TIDAK BERKEPENTINGAN
- Seluruh orang yang tidak termasuk dalam daftar Orang yang
Berkepentingan digolongkan sebagai “ Orang Yang Tidak
Berkepentingan “ selama dalam keadaan darurat terhadap H2S.
- Seluruh Orang yang Tidak Berkepentingan harus segera diarahkan menuju
Tempat Aman secepat mungkin.
- Pada saat semuanya menuju ke daerah aman, diusahakan semua crew
dari masing –masing perusahaan agar selalu bersama.
- Pengawas/pemimpin dari semua perusahaan agar memeriksa semua
personilnya jika dimungkinkan adanya personel yang hilang atau terkena
paparan H2S dan segera melaporkan kepada Security atau kepada H2S
Safety Engineer untuk ditindaklanjuti sesuai dengan prosedur keselamatan
kerja.
3. H2S SAFETY MEETING DAN H2S DRILL
H2S Safety Meeting merupakan program pelatihan kepada semua personal yang
bekerja di lokasi termasuk kepada semua orang yang baru datang, berkaitan
dengan H2S. Materi-materi yang disampaikan diantaranya adalah :
a. Pengetahuan umum tentang H2S dan bahaya gas H2S.
b. Pengetahuan tentang sistem monitoring H2S dan sistem alarm H2S.
c. Pengetahuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja terhadap H2S.
d. Emergency Procedure dan prosedur evakuasi.
e. Peralatan-peralatan keselamatan kerja yang berkaitan dengan H2S dan tata
letaknya.
f. Pengetahuan dan praktek penggunaan peralatan bantu pernafasan ( SCBA,
ELSA atau yang lainnya ).
g. Pertolongan pertama jika ada korban paparan H2S.
h. Hal-hal lain yang berhubungan dengan H2S.
H2S Drill adalah latihan dengan asumsi bahwa telah terjadi paparan gas H2S.
Latihan ini dilakukan dengan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Tujuannya
adalah untuk mengetahui kesiapan semua personal terhadap kondisi darurat pada
saat terjadi paparan H2S, sehingga jika benar-benar terjadi, personal benar-benar
siap, tidak panik dan mengetahui Emergency Procedure H2S.
Langkah-langkah H2S Drill adalah sebagai berikut :
a. Alarm H2S diaktifkan secara manual.
b. Semua orang yang berkepentingan segera memakai SCBA dan yang tidak
berkepentingan segera berkumpul di Safe Briefing Area ( tempat berkumpul
yang aman ) yang ditentukan berlawanan dengan arah angin. Pada saat itu
semua personal harus memenuhi rencana Emergency Procedure.
c. Safety Officer melakukan penghitungan personal sesuai dengan data Personal
On Board dan petugas Security menutup pintu masuk.
d. H2S Engineer yang sedang bertugas segera menjalankan tugasnya sesuai
dengan Emergency Procedure dan memastikan semua personal yang
berkepentingan sudah menggunakan SCBA dengan benar dan yang tidak
berkepentingan sudah berkumpul di Safe Briefing Area.
e. Bila semua personal yang berkepentingan sudah selesai menjalankan tugas,
segera ikut berkumpul di Safe Briefing Area dengan masih memakai SCBA.
f. H2S Rescue Team segera berkumpul dengan menggunakan SCBA Rescue Unit
untuk bersiap-siap melakukan pertolongan jika ada korban. Ambulance dan
dokter rig juga siap di Safe Briefing Area.
g. H2S Engineer mencatat waktu pada saat mulai alarm dihidupkan sampai
semua personal berkumpul, untuk mengetahui respon personal.
H2S MONITORING & SAFETY 12
h. H2S Engineer melakukan evaluasi terhadap respon personal berkaitan dengan
H2S Emergency Procedure dan menyampaikan kepada semua personal yang
sudah berkumpul di Safe Briefing Area.
i. H2S Engineer yang berwenang menyatakan kondisi aman untuk kembali
bekerja.
H2S Drill harus dilakukan secara berkala dan terprogram untuk meningkatkan
kesiapan personal jika benar-benar terjadi paparan gas H2S. Jika terdapat
kekurangan-kekurangan selama H2S Drill, segera dilakukan pembenahanpembenahan
baik dalam respon atau kesiapan personal juga pada peralatanperalatan
yang digunakan.
4. PERALATAN BANTU PERNAFASAN
Peralatan bantu pernafasan adalah peralatan yang sangat penting jika terjadi
paparan gas H2S, karena peralatan tersebut akan membantu seseorang untuk
bernafas dengan udara yang tidak terpapar H2S. Peralatan tersebut terdiri dari :
A. SCBA ( SELF CONTAIN BREATHING APPARATUS )
SCBA adalah suatu peralatan yang terdiri dari botol ( tabung ) bertekanan
udara, penunjuk tekanan udara ( pressure gauge ), masker dan peralatan
peralatan pembawa. SCBA diisi dengan udara bebas sebagai peralatan bantu
pernafasan. Sesuai fungsinya, SCBA terdiri dari 3 macam, yaitu :
a. SCBA RESCUE UNIT
Jenis SCBA Rescue Unit adalah SCBA yang digunakan sebagai alat bantu
pernafasan pada waktu melakukan proses pertolongan / penyelamatan
atau digunakan pada waktu melakukan pekerjaan di lingkungan yang
terpapar gas berbahaya. SCBA ini dapat digunakan secara optimal sekitar
30 menit.
b. SCBA WORK UNIT
Jenis SCBA ini pada prinsipnya hanya dapat digunakan selama sekitar 10
menit, tetapi SCBA ini dilengkapi dengan peralatan sambungan khusus
( quick coupling ) yang dapat disambungkan dengan cadangan udara
dalam botol-botol yang berkapasitas besar, sehingga dapat membantu
pernafasan sampai lebih dari 30 menit.
c. SCBA ESCAPE UNIT
Sesuai dengan jenisnya, maka SCBA ini berfungsi untuk membantu
pernafasan pada waktu meninggalkan lokasi paparan menuju tempat
aman dengan waktu penggunaan sekitar 10 menit. SCBA ini dapat
digunakan secara cepat, karena model maskernya mudah digunakan. Pada
prakteknya SCBA jenis ini juga digunakan untuk membantu pernafasan
pada korban paparan gas pada saat evakuasi dan sebelum mendapat
pertolongan medis, sehingga SCBA ini juga disebut dengan ELSA
( Emergency Life Support Apparatus ).
Pengisian botol SCBA dilakukan dengan menggunakan Air Breathing
Compressor bertekanan tinggi yang dilengkapi dengan filter-filter khusus untuk
menyaring udara dan mengurangi kadar air. Udara yang dihasilkan compresor
ini secara berkala dilakukan uji kandungan, yang bertujuan untuk memastikan
kondisi dan komposisi udara yang dihasilkan. Selain itu, botol SCBA juga
secara berkala dilakukan Hidro Test untuk memastikan kondisi dan kekuatan
botol terhadap tekanan.
Rumus waktu penggunaan SCBA adalah sebagai berikut :
Waktu penggunaan
40 liter/menit
Volume botol (liter) X pressure (bar)
=
40 liter / menit adalah kebutuhan udara rata-rata seseorang pada saat bekerja
berat.
Contoh : bila diketahui volume botol = 6,8 liter, tekanan = 300 bar, maka :
Waktu penggunaan
40
6,8 liter X 300 bar
=
40
2040
=
= 51 menit
Waktu penggunaan SCBA secara optimum adalah hasil perhitungan dikurangi
10 menit sebagai waktu sebelum pemakaian masker dan 10 menit waktu
cadangan, sehingga dari contoh tersebut diatas, maka waktu optimumnya
adalah 31 menit.
SCBA akan mengeluarkan bunyi seperti peluit sebagai tanda bahwa tekanan
udara dari dalam botol sudah hampir habis.
Hal-hal penting yang berhubungan dengan SCBA diantaranya adalah :
• Pastikan SCBA selalu dalam kondisi siap digunakan.
• Pastikan tekanan udara dalam kondisi penuh / sesuai dengan kapasitasnya.
• Tempatkan SCBA dalam posisi :
- Mudah dijangkau
- Terhindar dari suhu udara yang panas, karena akan suhu udara yang
panas akan mengakibatkan pemuaian pada botol sehingga tekanan
udara akan naik
- Terhindar dari kotoran.
• Pakailah SCBA dengan benar dan cepat, mengingat fungsi SCBA sebagai
peralatan bantu pernafasan pada kondisi darurat karena paparan gas
berbahaya.
• Lakukan perawatan rutin, jika terdapat kebocoran atau kerusakan segera
laporkan untuk diperbaiki dan dilakukan pengisian ulang.
• Proses pengisian ulang SCBA akan mengakibatkan botol menjadi panas,
karena perubahan tekanan pada ruang tertutup akan berbanding lurus
dengan perubahan suhu, sehingga lakukan peredaman panas dengan
merendam botol selama proses pengisian, tujuannya adalah untuk
keselamatan kerja dan mempertahankan kondisi botol tetap dalam suhu
stabil, sehingga ketika pengisian selesai dan botol menjadi dingin, tekanan
udara tetap.
Lampiran : Tabel jumlah udara yang dibutuhkan seseorang sesuai aktifitasnya
NO AKTIFITAS JML UDARA YG DIBUTUHKAN
( LITER/MENIT )
1 Tidur 6
2 Istirahat 9,3
3 Bekerja ringan 19,7
4 Bekerja sedang 29,2
5 Bekerja berat 40
6 Bekerja sangat berat 59,5
7 Bekerja maksimum 132
B. AIR SUPPLY
Air supply adalah cadangan udara bersih yang disimpan di dalam tabungtabung
besar yang dapat digunakan dengan menyambungkan SCBA, sehingga
seorang pekerja masih dapat beraktifitas dalam waktu yang lebih lama selama
terjadi paparan gas H2S. Tabung-tabung tersebut disebut juga Cascade Bottle
yang dikoneksi antara satu dengan yang lainnya dan dilengkapi dengan
peralatan-peralatan sebagai berikut :
• Regulator udara yang berfungsi untuk mengatur tekanan udara yang
keluar dari tabung.
• Low Pressure Hose / selang udara bertekanan rendah yang berfungsi
untuk menyalurkan udara dari tabung menuju tempat-tempat tertentu
dan untuk menyalurkan udara dari Air Manifold ke SCBA.
• Air Manifold, yaitu peralatan untuk membagi udara dari tabung yang
disalurkan Low Pressure Hose menjadi beberapa bagian keluaran.
Jika terjadi paparan gas H2S, seorang pekerja masih dapat melanjutkan
aktifitasnya dengan menggunakan SCBA Rescue Unit yang disambungkan
dengan Air Supply tersebut, caranya adalah dengan menyambungkan valve
yang ada pada SCBA dengan Low Pressure Hose yang ada di Air Manifold.
1 tabung jika diisi udara dengan tekanan 300 bar dapat digunakan oleh satu
orang selama sekitar 2 jam dalam kondisi bekerja. Air Supply tersebut
disalurkan sampai pada Air Manifold dan ditempatkan pada tempat-tempat
strategis.
C. AIR BREATHING COMPRESSOR
Air Breathing Compressor adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengisi
botol-botol SCBA dan tabung-tabung Air Supply dengan prinsip kerja
mengambil udara bebas, menyaring dan memampatkannya sehingga
menghasilkan keluaran udara kering bertekanan. Air Breathing Compressor
dilengkapi dengan filter khusus untuk menyaring udara dan peralatan pemisah
udara dengan air. Air Breathing Compressor mampu menghasilkan udara
sampai pada tekanan lebih dari 300 bar. Pada operasionalnya Air Breathing
Compressor terdiri dari 2 jenis, yaitu Electric Air Breathing Compressor dan
Diesel Air Breathing Compressor.
5. PERALATAN-PERALATAN LAIN
Peralatan-peralatan lain yang berfungsi untuk mendukung kerja H2S Monitoring &
Safety adalah sebagai berikut :
A. WIND SOCK
Wind sock adalah alat berupa kantung dengan warna menyolok yang dipasang
pada tiang sebagai penunjuk arah angin.
B. BUG BLOWER FAN
Bug Blower fan adalah kipas angin dengan diameter sekitar 36” yang
digerakkan dengan electric motor dan berfungsi untuk menghamburkan
paparan gas H2S.
C. STROBO LIGHT DAN SIRENE
Strobo Light adalah lampu kilat atau rotary dengan warna kuning atau merah
sebagai tanda bahaya H2S. Sirene adalah peralatan yang menghasilkan suara
sebagai tanda bahaya H2S.
D. SIGN BOARD
Sign Board adalah papan peringatan atau pemberitahuan, antara lain untuk
peringatan bahaya gas H2S ( Warning, Danger Poison Gas )
E. RESUSCITATOR
Resuscitator adalah perangkat yang digunakan untuk bantuan pernafasan
buatan.
F. STRETCHER
Stretcher adalah tandu yang digunakan untuk mengangkut korban.
G. RADIO COMUNICATION DAN COMMUNICATION DEVICE
Radio komunikasi yang digunakan adalah jenis Handy Talky yang dapat
digunakan dalam radius terbatas.
Radio tersebut dapat dikoneksikan dengan peralatan communication device
pada masker SCBA yang khusus, sehingga komunikasi dapat dilakukan pada
saat menggunakan SCBA.
6. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KORBAN PAPARAN GAS H2S
Jika terjadi korban akibat paparan gas H2S pada tingkat rendah, yang dapat
dilakukan sebagai pertolongan darurat adalah sebagai berikut :
• Pindahkan korban ke tempat dengan udara segar dan berlawanan
dengan arah angin.
• Bila korban pada kondisi berhenti nafas, segera berikan bantuan
pernafasan.
• Jaga kondisi tubuh korban tetap hangat.
• Hubungi paramedik.
SWEEPER TEAM
1. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB SWEEPER
Sweeper Team adalah personal-personal yang ditempatkan dipos-pos pada
radius sekitar 300 meter dari lokasi ( rig site ) untuk menjalankan tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut :
a. Melakukan pemantauan kondisi di sekitar lokasi pos masing-masing.
Pemantauan yang dilakukan meliputi :
• Pergerakan orang dan hewan ternak.
• Arah angin dan kecepatan angin.
• Kondisi cuaca
• Konsentrasi gas H2S atau bau udara yang bersumber dari lokasi ( smeel ).
b. Membuat laporan hasil pemantauan dan melaporkan kepada H2S Engineer
Off Site. Hasil pemantauan akan dicatat pada lembar laporan harian dan hasil
pemantauan Sweeper akan dilaporkan kepada Company Man.
c. Membantu penyampaian informasi kepada setiap orang yang berada pada
radius pemantauan sehubungan dengan hal-hal yang perlu disampaikan
berdasarkan petunjuk dari pihak Petro China, Company Man dan H2S
Engineer Off Site.
d. Mengikuti perkembangan informasi dari dalam rig site dan menjaga
komunikasi antara Company Man dan pihak-pihak yang terkait.
e. Melakukan tindakan peringatan dan penyelamatan kepada semua orang di
sekitar lokasi Pos masing-masing jika terjadi paparan gas H2S dari lokasi
pemboran yang ditandai dengan nyala Strobo dan bunyi Sirene, berdasarkan
instruksi Company Man. Tindakan yang dilakukan adalah:
• Menggunakan SCBA pada posisi stand by tanpa masker, jika paparan H2S
terdeteksi 20 ppm segera gunakan masker.
• Menaikkan bendera warna merah.
• Melanjutkan pemantauan keadaan sekitar dan tetap melaporkan setiap
perubahan, serta menunggu instruksi selanjutnya dari Company Man
melalui H2S Engineer Off Site menggunakan Personal Detector.
• Membantu melakukan evakuasi.
f. Melakukan pengecekan dan merawat semua peralatan inventaris pada Posko
masing-masing. Semua peralalatan inventaris harus selalu di cek dan di rawat
agar siap dipergunakan setiap kapan saja bila diperlukan. Bila ada peralatan
yang rusak atau kurang segera melapor ke Off site untuk di perbaiki atau
diganti.
g. Melakukan serah terima tugas kepada rekan pengganti, setiap pergantian
shift. Serah terima dilaksanakan dengan sebaik mungkin dan secermat
mungkin. Periksa seluruh peralatan kerja, baik itu SCBA (dalam keadaan baik,
isi tabung penuh dan siap dipergunakan), Personal detector (baterai dalam
keadaan baik dan masih berfungsi), peralatan tulis (masih bisa digunakan)
dan kondisi pos.
2. TINGKATAN KEADAAN DARURAT DAN TUGAS SWEEPER
Berdasarkan Emergency Contigency Plan dari Petro China East Java, tingkatan
keadaan darurat digolongkan dalam 3 level. Masing-masing level berhubungan
dengan tugas-tugas sweeper. Tingkatan tersebut adalah sebagai berikut :
A. LEVEL I : SIAGA
Situasi tidak ada paparan gas. Situasi ini disebut sebagai operasi pemboran
yang tidak mempengaruhi populasi
Tugas Sweeper :
a. Memantau keberadaan dan pergerakan manusia dan hewan ternak dalam
area yang ditugaskan.
b. Mengikuti informasi sebagaimana perkembangan kondisi.
c. Memberitahukan Company Man (Drilling Supervisor) tentang situasi
sebenarnya.
B. LEVEL II : KEADAAN DARURAT DI LOKASI
Situasi sebagai akibat adanya paparan gas hidrokarbon pada konsentrasi
lebih dari 50 ppm diluar sumur. Sumur dalam keadaan terkendali, tetapi
kondisi operasionalnya dapat mengakibatkan terpaparnya gas dalam jumlah
atau waktu tertentu
Tugas Sweeper :
a. Memberitahukan penduduk dan semua orang yang tidak berkepentingan
untuk meninggalkan Zona Radius Paparan ketika terdengar alarm atau
adanya instruksi dari personil H2S Off-site.
b. Bersiap-siap untuk memberitahukan warga untuk tetap berada ditempat
sampai ada pemberitahuan lebih lanjut atau diungsikan
c. Bersiap-siap untuk melaksanakan tindakan LEVEL III.
d. Menjaga komunikasi dengan JOB P-PEJ Company Man agar tetap
mendapat informasi mengenai situasi.
C. LEVEL III : KEADAAN DARURAT UMUM
Situasi yang diakibatkan terjadinya paparan gas hidrokarbon pada
konsentrasi lebih dari 100 ppm pada lokasi diluar Zona Radius Paparan dan /
atau terjadinya paparan gas yang besar ke arah penduduk.
Tugas Sweeper :
a. Memberitahukan warga untuk tetap berada ditempat sampai ada
pemberitahuan lebih lanjut atau sampai diungsikan
b. Memberi bantuan dalam pengungsian, pengevakuasian dan operasi
penyelamatan, sebagaimana diperlukan
c. Memantau terus-menerus arah angin paparan gas dan mengevakuasi
daerah tambahan sebagaimana kondisi
d. Menjaga komunikasi dengan JOB P-PEJ Company Man agar tetap
waspada terhadap status kondisi darurat
e. Menggunakan alat perlindungan pernapasan dimana ada gas beracun /
gas hidrokarbon
3. RUTINITAS KERJA SWEEPER
Skedul sweeper dilakukan dalam waktu 24 jam dengan 2 kali shift, yaitu jam
06:00 sampai 18:00 dan dari jam 18:00 sampai dengan 06:00. Masing-masing
personal sweeper harus menempati pos yang sudah ditentukan selama tugas.
Aktifitas rutin sweeper diantaranya adalah :
a. Melakukan absensi dan safety meeting sebelum memulai tugas pagi dan
sore.
b. Melakukan serah terima tugas (hand over) dengan sweeper sebelumnya
dengan mengecek semua peralatan dan membuat laporan serah terima
tugas.
c. Melakukan pengecekan dan perawatan semua peralatan / inventaris
barang di masing-masing pos.
d. Menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab sweeper yang tertulis diatas.
e. Menjaga kebersihan ( house keeping ) pos.
f. Menjaga keamanan dan ketertiban di masing-masing pos.
g. Menggunakan semua peralatan kerja dengan baik dan benar.
h. Menggunakan radio komunikasi dengan bijaksana
4. PERALATAN INVENTARIS POS SWEEPER
Untuk masing-masing pos sweeper akan dilengkapi dengan peralatan-peralatan
sebagai berikut :
a. Penerangan dan stop kontak listrik.
b. SCBA sesuai jumlah personal sweeper.
c. Personal Detector H2S.
d. Bendera warna hijau, kuning dan merah.
e. Radio komunikasi ( HT ) dan charger.
f. Peralatan tulis menulis : pulpen, buku, form wind direction, penggaris.
g. Peralatan bantu lainnya : senter dan jam dinding.
Selasa, 12 April 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar